Seorang penjahat cyber mengaku telah berhasil mencuri username dan password dari sekitar 1,5 juta akun Facebook. Deretan akun tersebut pun coba ditawarkan di forum online bawah tanah.
Lembaga analis VeriSign iDefense menyatakan, pelaku dikenal dengan nama Kirllos. Ia menjajakan akun-akun colongan ini dengan beragam harga, mulai dari US$ 25 hingga US$ 45 untuk 1.000 akun.
“Untuk saat ini sepertinya Kirllos sudah menjual hampir 700 ribu akun,” menurut Rick Howard, Director Cyber Intelligence VeriSign, PC World, Jumat (23/4/2010).
VeriSign sendiri masih belum memastikan apakah jutaan akun yang diperjualbelikan oleh Kirllos itu asli atau tidak. Hanya saja yang pasti, pencurian password dan username di akun sebuah situs jejaring sosial sangat mungkin terjadi. Namun jika jumlahnya sudah massal, tentu ini merupakan suatu ancaman yang serius.
Kirllos diprediksi memanfaatkan suatu program jahat untuk mencuri informasi sensitif pengguna. Misalnya, dia menyebarkan suatu link ke akun sembarang orang. Nah, di dalam link tersebut biasanya akan tersembunyi program jahat atau virus yang mengintai calon korban.
Alhasil, ketika diklik, virus itu langsung menyebar ke komputer pengguna dan mulai bekerja menjalankan misinya untuk mencari informasi-informasi pribadi untuk kemudian dikirimkan kembali ke tuannnya.
Facebook sendiri saat ini telah memiliki lebih dari 400 juta pengguna di seluruh dunia. Jika aksi pencurian cyber ini terus berlanjut, pastinya ini akan menjadi mimpi buruk bagi setiap pengguna Facebook.
Dan bagi si penyedia layanan — Facebook cs. — pun sejatinya sudah harus memiliki langkah strategis untuk menangkal pembobolan tersebut. Jika tidak, user bisa takut untuk bermain di situsnya.
Jejak Pembobol 1,5 Juta Account Facebook Terendus
Seorang pembobol bernama Kirllos, yang menjual sekitar 1,5 juta account Facebook, mulai terendus jejaknya. Konon, ia berada di Selandia Baru.
Demikian laporan dari NZHerald.co.nz, Senin (26/4/2010). Lewat account ICQ diketahui Kirllos menuliskan alamatnya adalah di Selandia Baru.
Kemudian, ia disebut-sebut adalah seorang pria berusia 24 tahun. Kemudian, Kirllos dikatakan lahir di Russia dan mampu berbahasa Inggris, Prancis serta Russia.
Detektif dari Cyber Crime Unit di Selandia Baru mengatakan telah mulai melakukan kerjasama dengan biro penyelidikan FBI dari Amerika Serikat. Diharapkan, lewat kerjasama internasional, jejak Kirllos bisa terlacak.
Martin Cocker, Direktur Eksekutif dari NetSafe New Zealand, mengatakan pria ini merupakan bagian dari jaringan penipu internasional. Informasi yang ditawarkan pun disebutnya sebagai ‘data mentah’ yang bisa jadi sudah berubah.
Rekening hasil pembobolan itu diduga akan dipakai untuk menipu pengguna Facebook lainnya. Misalnya, untuk mengirimkan tautan palsu yang berbahaya. “Ujung-ujungnya, yangdikejar oleh orang-orang ini adalah uang,” ia menambahkan.
Informasi yang dijual Kirllos diduga berasal dari program jahat yang diam-diam merekam informasi pada komputer korban. Dari 1,5 juta account yang dijualnya, diperkirakan sejumlah 700 ribu account sudah terjual dengan nilai sekitar USD 25.000 (sekitar Rp 225 juta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar